Beruang Terbesar Di Dunia
Tahukah kamu apa hewan terbesar di dunia? Bukan gajah, jerapah, atau beruang. Hewan terbesar di dunia adalah paus biru Antartika (Balaenoptera musculus) yang sudah hampir punah.
Simak artikel ini untuk mengetahui fakta-fakta mengenai paus biru Antartika yang merupakan hewan terbesar di dunia. Simak juga daftar 10 hewan terbesar di dunia selengkapnya.
Fakta-fakta Paus Biru Antartika
Berikut ini fakta-fakta mengenai paus biru Antartika yang merupakan hewan terbesar di dunia:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makan 5 Ton Krill Per Hari
Makanan favorit hewan raksasa ini adalah krill, yaitu hewan kecil mirip udang. Pada musim makan, paus biru dapat memakan lebih dari 5 ton krill sehari. Mereka harus menyelam ke kedalaman sekitar 500 meter untuk mendapatkan krill.
Mereka berkonsentrasi mencari makan selama musim panas di kutub, terutama di sekitar Kepulauan Channel, Teluk Monterey, dan Kepulauan Farallon/Pulau Cordell di lepas pantai California. Saat musim dingin, mereka bermigrasi ke perairan yang lebih hangat di Meksiko dan Amerika Tengah.
Hewan Terbesar di Dunia
Selain paus biru Antartika, masih ada banyak hewan raksasa di dunia. Berikut ini 10 hewan terbesar di dunia yang dilansir dari geeksforgeeks.org:
Demikian tadi telah kita ketahui 10 hewan terbesar di dunia. Yang terbesar adalah paus biru Antartika yang mencapai 30 meter dan berat hingga 200 ton.
Jakarta, CNBC Indonesia - Musim hujan telah tiba, di mana saat musim hujan biasanya hewan-hewan yang terbilang berbahaya akan muncul, terutama ular.
Bagi Anda yang bertempat tinggal di desa atau di kota dengan pekarangan yang cukup luas dan tanaman yang cukup lebat mungkin perlu mewaspadai akan kemunculan ular.
Perubahan iklim, seperti kenaikan suhu dan cuaca tidak menentu, juga berpengaruh terhadap ular. Dikutip dari WHO (World Health Organization), perubahan iklim dan kemunculan ular memiliki keterkaitan.
Organisasi Kesehatan Dunia itu menyebut bahwa perubahan iklim hanya akan memperburuk masalah bagaimana ular berbagi tempat dengan manusia. Hal ini karena ular akan menggeser distribusinya seiring dengan meningkatnya suhu dan kejadian-kejadian ekstrem yang lebih sering terjadi.
Manusia akan mengubah praktik pertanian, sehingga akan ada tekanan lebih besar bagi ular untuk bermigrasi atau mengungsi. Akibatnya, kontak dan konflik antara manusia dengan ular diperkirakan akan menjadi lebih sering terjadi di beberapa wilayah
Ular merupakan kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di dunia. Hewan ini kerap dikenal bahaya karena beberapa diantaranya memiliki bisa yang mematikan.
Namun, tidak semua ular memiliki bisa yang mematikan. Salah satunya yakni ular sanca. Meski tidak memiliki bisa, tetapi ular sanca tetap menjadi hewan yang mematikan karena memiliki kemampuan konstriksi yang efektif untuk membunuh mangsanya.
Ular sanca akan melilit tubuh mangsanya dengan erat, memadatkan cengkeramannya, dan membuat mangsanya mati lemas karena aliran darah dan pernapasannya terhenti.
Pada musim hujan, ular sanca cenderung lebih sering ditemukan karena mungkin habitat teresterialnya tergenang, maka ular akan keluar dari persembunyiaanya untuk mencari tempat yang nyaman.
Sebagai satwa berdarah dingin, ketika kepanasan, maka ular harus masuk ke air. Untuk itu, ular harus bisa mengontrol suhu tubuhnya, jangan sampai melebihi batas suhu toleransi lingkungan, karena bisa mati.
Umumnya, ular sanca termasuk salah satu ular terbesar di dunia. Beberapa spesies ular sanca bisa tumbuh hingga 8-10 meter. Bahkan, rahang bawah ular sanca bisa terbuka lebar hingga sepuluh kali kepala manusia.
Dengan ukuran raksasanya, ular-ular tersebut bisa terhindar dari predator dan bisa memakan berbagai jenis hewan. Adapun ular sanca biasanya berburu mangsa di malam hari, seperti kadal, burung, dan mamalia kecil.
Mereka juga cenderung hidup di daerah tropis. Itulah kenapa, benua Asia jadi tempat tinggal banyak ular raksasa. Tak tanggung-tanggung, beberapa spesies ular terbesar di dunia dan ular terpanjang di dunia dapat ditemukan di Asia, terutama di Asia Tenggara.
Secara umum, ular-ular besar tersebut menghuni hutan. Namun tak jarang, mereka juga ditemukan di area pemukiman. Apalagi jika sudah memasuki musim hujan, sehingga potensi keluarnya ular-ular ini di pemukiman cukup besar.
Lalu, jenis ular sanca apa yang terbilang sangat besar mungkin di dunia? Berikut ini daftarnya.
1. Sanca Bodo (Python bivittatus)
Sanca bodo adalah ular sanca terbesar di dunia sekaligus spesies ular terbesar di Asia. Mengutip beberapa sumber, ular dengan nama ilmiahpython bivittatusini bisa tumbuh sepanjang 7 meter dan seberat 182,2 kilogram. Namun ular sebesar itu cukup jarang ditemukan, rata-rata panjang ular ini ada di angka 3 sampai 5 meter dengan berat 20 sampai 40 kg.
Tak cuma besar, ular ini juga punya badan yang gemuk dan berotot. Karena tidak berbisa, bentuk tubuhnya tersebut membantu sanca bodo untuk melilit mangsa dengan sangat kuat.Tubuhnya berwarna cokelat dan dipenuhi pola kotak-kotak layaknya jerapah, kepalanya berbentuk seperti berlian dengan pola panah di atasnya.
Penyebarannya cukup luas dan bisa ditemukan di Myanmar, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Laos, Kamboja, hingga China.
Mereka juga menjadi hewan invasif di Florida, Amerika Serikat (AS) dan memberikan efek buruk bagi ekosistem asli di sana. Ular ini juga perenang yang handal dan menghuni hutan, rawa, padang rumput, dan daerah dekat sungai.
2. Sanca Kembang (Malayopython Reticulatus)
Sanca kembang memang bukan ular terbesar di Asia, tetapi spesies ini adalah yang terpanjang. Memang tidak seberat sanca bodo, tetapi ular ini punya badan yang jauh lebih panjang, yaitu di angka 10 meter bahkan lebih.
Badannya juga lebih memanjang dan ramping. Karenanya, tak jarang sanca kembang juga memanjat pohon untuk mencari hewan seperti burung, kadal, atau monyet. Kulitnya juga punya warna cokelat muda yang dihiasi corak seperti batik atau bunga berwarna jingga, putih, dan hitam.
Selain itu, di bagian depan mulutnya, ular raksasa ini memiliki sensor pendeteksi panas yang memudahkannya mendeteksi mangsa di lebatnya hutan dan pepohonan.
Mangsanya sangat beragam. Mereka bisa memakan mamalia kecil, burung, monyet, babi, bahkan dalam beberapa kasus, sanca kembang sanggup memakan manusia.
Karena tidak berbisa ular ini mengandalkan giginya yang tajam dan lilitannya yang kuat membunuh mangsa. Mereka juga tersebar luas dan dapat ditemukan di India, Thailand, Malaysia, sampai Indonesia.
3. Sanca Batu India (Python Molurus)
Sanca batu india atauPython molurusmerupakan kerabat dekat dari sanca bodo. Bahkan awalnya, kedua ular ini diklasifikasikan sebagai satu spesies.
Dahulu, sanca bodo merupakan subspesies dari sanca batu india dan punya nama ilmiah python molurus bivitattus.Akhirnya setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda.
Pada 2009, pemisahan spesies antara sanca bodo dan sanca batu india dilakukan. Namun, karena kekerabatannya yang dekat, kedua ular ini punya ciri fisik yang serupa.
Keduanya sama-sama berwarna cokelat, tapi pola di tubuh sanca batu india lebih acak dan tidak mengotak seperti di tubuh sanca bodo. Ukuran sanca batu india lebih kecil, yaitu dengan panjang di angka 4 sampai 6 meter.
Seperti namanya, sanca batu india juga lebih suka berada di bebatuan, padang rumput, savana, hutan terbuka, dan terkadang berada di dekat perairan. Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka jadi habitat alami ular tidak berbisa ini.
4. Sanca Patola (Simalia Amethistina)
Sanca patola merupakan ular tidak berbisa yang bisa tumbuh hingga sepanjang 4 meter dengan bobot mencapai 15 kilogram.
Mereka juga salah satu ular raksasa yang bisa ditemukan di Pulau Papua dan Australia. Ular ini merupakan hewan arboreal dan kerap ditemukan bertengger di dahan atau ranting pohon.
Sebagai ular arboreal tentunya ular ini punya tubuh yang ramping, panjang, dan otot yang kuat. Mereka juga sangat suka memakan hewan-hewan seperti burung, tupai, kelelawar, dan reptil kecil.
Ular dengan nama ilmiah simalia amethistinaini punya perpaduan warna hitam, cokelat, dan jingga yang sangat menawan. Sisiknya juga halus dan akan memancarkan warna pelangi terang jika terkena sinar matahari, karenanya ia sangat populer sebagai peliharaan.
Namun karena hal ini sanca patola sering diburu dan menyebabkan populasinya kian menurun. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin ular eksotis ini akan punah di kemudian hari.
5. Sanca Papua (Apodora Papuana)
Sesuai namanya, ular sanca ini banyak ditemukan di Pulau Papua, tepatnya di Indonesia dan Papua Nugini. Ular ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 4,3 meter.
Warnanya cukup beragam mulai dari cokelat, abu-abu, sampai hitam. Warna tersebut juga punya fungsi, yaitu untuk membantu ular ini bersembunyi dan berkamuflase di bawah bebatuan, kayu, dan rerumputan di hutan dan savana.
Secara khusus, sanca papua hanya memakan mamalia kecil. Ia juga merupakan predator penyergap yang akan berdiam diri sembari menunggu mangsanya mendekat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Beruang Kodiak adalah jenis beruang coklat terbesar yang terdapat di sekitar pantai dan kepulauan Alaska. Beruang Kodiak berkembang dan berlimpah di kawasan Kepulauan Kodiak di Alaska. Berat badan beruang kodiak bisa mencapai 685 kilogram. Beruang ini juga dikenal sebagai beruang coklat besar/raksasa Alaska karena ukurannya. Beruang ini mengkonsumsi blueberry gunung, bangkai ikan paus, tapi mangsa khusus mereka adalah ikan salmon yang muncul di sungai setiap musim panas untuk bertelur.
Departemen Alaska menyatakan Pulau Kodiak adalah kawasan untuk melindungi Ikan dan Satwa Liar, dan di bawah perlindungan ini, populasi Beruang Kodiak telah berkembang, ada sekitar 3.500 Beruang Kodiak di seluruh Alaska.
Saat melihat Beruang Kodiak, Anda mungkin akan melihat kesamaan yang mencolok dengan Beruang Grizzly, namun jika diperhatikan dengan teliti kedua jenis beruang ini memiliki beberapa perbedaan. Beruang Kodiak lebih besar dari Beruang Grizzly dikenal karena memiliki wajah yang lebih besar dan memiliki bulu yang lebih panjang dari Beruang Grizzly.
Kisaran warna kulit Beruang Kodiak ini dari nuansa cokelat atau pirang, cokelat gelap. Dan bayi beruang cenderung memiliki cincin putih murni yang terdapat pada bagian leher mereka untuk beberapa tahun pertama.
Beruang Kodiak adalah makhluk yang sangat besar dan meskipun sulit untuk mendapatkan ukuran berat badan yang tepat pada setiap Beruang Coklat Alaska liar, namun telah dibuat estimasi dalam hal ukuran mereka. Hal ini diyakini bahwa Beruang Kodiak jantan dapat berkisar antara £ 800 sampai £ 1500. sementara beruang kodiak betina berkisar antara £ 500 hingga £ 700. Sangat penting untuk menyadari bahwa beruang Kodiak di penangkaran ternyata memiliki berat yang sangat lebih banyak dari beruang kodiak di alam liar, bahkan mencapai bobot sebesar 2.500 lbs.
Cara membedakan dengan fitur lainnya adalah ekor beruang kodiak yang sangat kecil, ukuranya berkisar antara 2 sampai 8 inci, dan kaki rata dengan cakar yang terus-menerus terpapar. Beruang Kodiak juga dikenal karena memiliki cakar yang sangat besar dengan kulit panjang, dan memiliki bulu shaggy. Namun sayangnya beruang Kodiak ini memiliki penglihatan yang sangat terbatas. Dan hampir secara eksklusif bergantung pada indera penciuman dan pendengarananya yang dikembangkan dengan baik. Ketinggian Beruang Kodiak dapat berkisar antara 5 ½ sampai 9 ½ Kaki. Rentang bahu beruang kodiak juga sangat lebar dan berkisar antara 3 sampai 5 meter. Ciri untuk membedakan Beruang Kodiak diidentifikasi oleh punuk, sangat terlihat menonjol di bagian pundak
Beruang Kodiaks mulai berkembang biak antara usia 4 sampai 6 tahun. Jumlah anak beruang khas ini adalah 2 dan anaknya diketahui tinggal bersama ibu mereka selama dua tahun pertama kehidupan. Makanan utama Beruang Kodiak adalah ikan, dan karena ini jumlah berlebihan protein yang dimiliki Beruang Kodiak. Kodiaks hidup rata-rata 20-40 tahun.
Fakta Singkat Beruang Coklat
Punya Suara Terkeras di Bumi
Paus biru Antartika memiliki suara terkeras di bumi karena dapat mengeluarkan suara mencapai 188 desibel. Suara ini lebih keras dari mesin jet yang mencapai 140 desibel.
Dilansir dari One Kind Planet, suara paus biru mungkin tidak terdengar oleh manusia. Mereka berkomunikasi dengan sesama paus melalui serangkaian denyut frekuensi rendah, erangan, dan rintihan.
Para ilmuwan memperkirakan hewan tersebut dapat mendengar suara satu sama lain pada jarak hingga 1.600 km.
Paus biru Antartika termasuk hewan yang terancam punah. Hal ini diakibatkan oleh perburuan paus komersial, yang dimulai di Samudra Atlantik bagian selatan pada tahun 1904.
Perlindungan hukum telah ditetapkan oleh Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional pada 1960-an, namun perburuan ilegal masih berlanjut hingga 1972.
Dari jumlah awal sekitar 125 ribu ekor pada 1926, kemudian berkurang menjadi sekitar 3 ribu ekor pada 2018.
Melahirkan Tiap 2-3 Tahun
Berdasarkan situs The Marine Mammal Center, paus biru betina matang secara seksual sekitar usia 5-15 tahun. Mereka bisa melahirkan setiap 2-3 tahun.
Lama kehamilan paus biru mencapai satu tahun. Mereka biasanya melahirkan pada bulan Desember hingga Februari di garis lintang rendah. Berat bayi paus biru bisa mencapai 6 ribu pon atau sekitar 2,7 ton.
Induk paus biru bisa menghasilkan lebih dari 50 galon susu setiap harinya. Susu ini mengandung sekitar 35-50 persen lemak susu, yang memungkinkan anak paus bertambah berat badannya lebih dari 250 pon per hari.
Beratnya 33 Kali Gajah
Dikutip dari situs World Wildlife Fund (WWF), paus biru Antartika memiliki berat yang bisa mencapai 400.000 pon atau sekitar 181.000 kg atau 181 ton. Berat tersebut setara dengan berat 33 gajah.
Berdasarkan situs Aquaworld, paus biru Antratika memiliki panjang hingga 30 meter. Lidahnya bisa seberat gajah, sedangkan jantungnya sebesar mobil.